Blitar, 29 Juni 2024 — Dalam rangka pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, Universitas Negeri Malang (UM) Kampus 3 Blitar kembali mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang diinisiasi oleh Dr. Yohannes Kurniawan Barus, M.Pd. Kegiatan ini bertajuk “Peningkatan Kemampuan Guru SD dalam Mengelola Kelas Berdiferensiasi dan Multikultural”. Acara berlangsung dengan antusiasme tinggi dan melibatkan sejumlah besar guru Sekolah Dasar di wilayah Blitar.
Acara ini dihadiri oleh para dosen yaitu: Prof. Dr. Alif Mudiono, M.Pd, Dr. Erif Ahdhianto, M.Pd., dan Dr. M Anas Thohir, M.Pd. Tidak hanya itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Blitar, Bapak Dindin Alinurdin, AP., juga turut hadir dalam acara ini.
Workshop ini diikuti oleh 28 peserta yang merupakan guru-guru sekolah dasar dari Kota Blitar. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru sekolah dasar dalam mengelola kelas yang beragam, baik dari segi kemampuan siswa maupun latar belakang budaya. Workshop ini memberikan ruang bagi para pendidik untuk mendiskusikan cara mengelola kelas yang beragam dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Dalam pembukaan acara, Kepala Dinas Pendidikan Kota Blitar juga telah menyampaikan pentingnya pendidikan inklusif dan multikultural dalam membentuk generasi yang toleran dan menghargai perbedaan.
Kegiatan yang dilaksanakan di aula kampus UM Blitar ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi para guru dalam menghadapi dinamika kelas yang beragam dan multikultural. Dalam paparannya, Dr. Yohannes menekankan pentingnya pemahaman akan diferensiasi dalam pengajaran, serta kemampuan untuk mengelola kelas yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Hal ini penting, mengingat perkembangan pendidikan saat ini yang menuntut guru mampu mengakomodasi perbedaan individu siswa untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal.


Dr. Yohannes Kurniawan Barus, M.Pd sedang memberikan materi dalam kegiatan

Dr. Yohannes Kurniawan Barus, M.Pd., pemateri utama membahas tentang strategi-strategi diferensiasi dan pembelajaran multikultural dalam pengajaran yang efektif untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa yang beragam serta memberikan wawasan mengenai pengelolaan kelas yang inklusif dan teknik untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung semua siswa. Dalam sesinya, beliau menekankan pentingnya memahami latar belakang budaya siswa untuk menciptakan suasana kelas yang harmonis dan produktif. Melalui pendekatan yang inklusif, para guru diajak untuk lebih responsif terhadap kebutuhan siswa yang memiliki berbagai gaya belajar dan berasal dari latar belakang yang beragam.
“Sebagai pendidik, kita harus selalu siap menghadapi tantangan baru, termasuk dalam mengelola kelas yang semakin beragam. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi bekal berharga bagi para guru dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran di kelas mereka,” ujar Dr. Yohannes dalam sesi pembukaan.
Selama dua hari, para peserta workshop tidak hanya mendapatkan pengetahuan teoretis, tetapi juga terlibat dalam diskusi interaktif dan kegiatan praktik yang dirancang untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam mengelola kelas berdiferensiasi dan multikultural. Acara ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi para guru dalam mengimplementasikan strategi-strategi pengajaran yang lebih inklusif dan sensitif terhadap keberagaman di kelas mereka, sehingga mampu menciptakan lingkungan belajar yang adil dan efektif bagi semua siswa.
Para peserta mengungkapkan apresiasi mereka terhadap materi yang disampaikan, serta berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan untuk memperkaya wawasan dan keterampilan mereka dalam mengajar. Kegiatan ini juga diakhiri dengan sesi diskusi interaktif, di mana para guru dapat berbagi pengalaman dan tantangan yang mereka hadapi di lapangan.
Pengabdian ini merupakan salah satu wujud nyata dari komitmen Universitas Negeri Malang dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya di daerah Blitar.